Beranda | Artikel
Akhlak Mampu Menciptakan Hal yang Menakjubkan
Minggu, 18 Februari 2024

AKHLAK MAMPU MENCIPTAKAN HAL YANG MENAKJUBKAN

Sesungguhnya sebuah hati, walau bagaimanapun, dan betapapun pemiliknya sampai pada tingkatan kerusakan dekadensi moral, sombong, membangkang serta kekurangan yang lainnya, pasti didalamnya masih tersisa kebaikan yang sangat banyak, yang terkadang pada awalnya tidak terlihat oleh pandangan mata. Maka, cobalah sedikit kecenderungan atas kesalahan mereka, dan sedikit beri kasih sayang yang hakiki pada mereka, serta sedikit perhatian atas mereka. Kita akan mampu merubah, meraba sisi kebaikan yang tidak tersentuh sebelumnya dari dalam sanubari mereka.

Mulailah dengan memberi salam pada mereka, tatkala pertama kali bertemu dengannya, lalu berilah senyuman yang dibarengi pujian atas kebaikan yang pernah mereka lakukan. Namun sebelum itu, jadilah seorang yang jujur dan ikhlas, bukan karena dibuat-buat tidak pula hanya sekedar basa basi. Sehingga disisinya, akan tercurat air mata kebaikan dari dalam jiwa mereka, engkau akan merasakan kecintaan dan kepercayaan mereka padamu, itu baru sedikit amalan yang kamu berikan padanya. Dan hal ini, telah banyak orang yang mencobanya.

Saya mempunyai pengalaman pribadi, selaras dengan masalah ini. Pada suatu waktu aku pernah bertemu dengan salah seorang diantara mereka (para pelaku maksiat) maka saya mulai dengan memberi salam padanya, lalu tersenyum dan memuji sifat baik yang ada didalam kepribadiannya, dan saya katakan hal itu secara tulus. Maka tidak perlu menunggu, dirinya mulai menampakkan kebaikan dan terketuk hatinya. Lalu mengganti presepsiku karena dirinya mulai terbuka yang menunjukan bahwa dirinya mempunyai hati yang lembut, perasaannya cepat terketuk sehingga mudah menetaskan air mata, menyesali perjalanan hidupnya yang gelap penuh dengan maksiat dan syahwat. Lantas dirinya mengadu, dengan tidak nyaman terhadap sebagian orang para pemberi nasehat yang sedikit kasar dan terburu-buru.

Saudaraku…
Betapa kita telah salah menilai seseorang hanya karena melihat pada penampilan luarnya saja. Dan sebuah kisah bisa kita jadikan pelajaran, dari Amr bin al-Ash Radhiyallahu ‘anhu menceritakan tentang dirinya sendiri, sebelum masuk Islam. simaklah; ‘Sungguh tidak ada dalam benakku, yang lebih aku benci daripada Rasulullah, aku sangat berharap, dan senang bila aku punya kesempatan untuk menikam lalu membunuhnya‘. Ini sebelum dirinya masuk Islam, namun perhatikan tatkala dirinya sudah masuk Islam dan telah mengetahui pribadi Rasul secara lebih dekat, maka dia mengatakan; ‘Tidak ada orang yang lebih aku cintai daripada pribadi Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, dan tidak ada yang lebih mulia dihadapanku melainkan beliau, sehingga aku tidak sanggup lagi melepas pandanganku padanya karena rasa pengagungan, kalau sekiranya kamu bertanya agar aku mensifati pribadinya maka aku tidak mampu, karena aku tidak pernah memandangi dirinya‘.[1]

Pada kenyataannya kita seringkali berbuat dhalim terhadap jiwa kita, kemudian berlanjut dengan mendhalimi orang lain yaitu manakala kita langsung mendendam terhadap mereka serta merasa ketakutan dari mereka. Oleh karenanya, solusi dari ini semua adalah kita tumbuhkan didalam sanubari kita bibit kasih sayang, dan cinta pada orang lain, serta sabar atas tingkah perbuatan mereka. Ringkasnya yaitu ada pada akhlak yang luhur dan mempunyai seni cara bergaul dan berinteraksi bersama orang lain.

Duhai ahli Qur’an, tidakkah kita pernah membaca didalam al-Qur’an firman Allah Azza wa jalla:

قال الله تعالى: ﴿وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا﴾ [البقرة: 83]

Serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia..“. [al-Baqarah/2: 83].

Demikian juga, bukankah kita pernah membaca firmanNya:

قال الله تعالى: ﴿وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ﴾ [الإسراء: 53]

Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka“. [al-Israa/17: 53].

Didalam ayat pertama disuruh agar mengucapkan kata-kata yang baik pada manusia, kemudian dalam ayat yang berikutnya perintah untuk mengucapkan perkataan yang lebih baik lagi pada mereka. Lantas dimana keadaan kita dari ucapan yang baik terlebih lagi dari ucapan yang lebih baik lagi. Sedangkan perintah itu juga didukung oleh sabda Nabi Shalalallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah sabdanya:

قَالَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:  إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ  [ رواه مسلم ].

Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat baik pada segala sesuatu, maka apabila kalian membunuh, bunuh dengan cara yang baik. Dan bila kalian menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang bagus, yaitu dengan menajamkan pisau dan membikin nyaman sembelihan“. HR Muslim.

Apabila kasih sayang dan kebaikan sampai pada tingkatan seperti ini, yaitu berlemah lembut serta berinteraksi dengan baik sampai kiranya dengan binatang, lantas bagaimana dengan bentuk kasih sayang dan kebaikan yang harus disalurkan kepada bani Insan?

Berkata salah seroang ikhwah, menceritakan kejadian yang pernah dialaminya sendiri; ‘Pada musim hujan pernah saya berjalan mengendari mobilku, lalu saya melewati sebuah jalan berlubang yang banyak airnya, sedangkan saya kurang perhatian akan hal itu. Maka begitu lewat air berhamburan kekanan dan kira, naas disitu ada beberapa orang yang sedang duduk-duduk dipinggir jalan, dan yang paling parah adalah mengenai seorang pemuda. Akupun begitu panik melihat kejadian itu, apalagi nasib pemuda itu yang telah berubah fisiknya, bajunya yang putih telah berubah hitam lumpur, rambutnya tidak ketinggalan penuh dengan air berlumpur, maka cepat-cepat aku hentikan mobil dan kembali pada mereka, lalu keluar, tidak ada yang aku perhatikan melainkan suara celaan, hardikan dan kemarahan mereka serta kata-kata jorok padaku. Aku lalu jelaskan pada mereka bahwa aku seorang muslim, dan minta maaf atas kejadian ini. Tidak selang berapa lama Subhanallah yang Maha membolak balikkan hati manusia, maka celaan dan kemarahan tersebut berubah sapaan salam, bahkan ajakan untuk makan bersama dan persaudaraan dan persahabatan hangat’. Selesai ceritanya dari sini.

Saudaraku yang saya cintai
Aku katakan secara simpel, bahwa akhlak bisa menciptakan sesuatu yang menakjubkan. Kebanyakan dari kita salah menilai manakala kita meninggalkan sebagian orang hanya karena kita merasa lebih suci dari mereka atau mengaku lebih bersih hatinya, dan lebih cerdas daripada akal mereka.

Berkata seorang laki-laki pada Abdullah bin Mubarak; ‘Berilah aku wejangan’. Maka beliau mengatakan: ‘Bila engkau keluar rumah maka jangan melebarkan pandanganmu pada seorangpun, melainkan bila engkau melihat dia lebih baik darimu‘. Maknanya bukan berarti kita disuruh agar melepas prinsip dan ajaran agung kita, melunak atau basa basi, bukan itu, namun itu semua bagian dari sikap bijak, dalam memberi wejangan yang baik serta seni dalam cara bergaul bersama orang lain’.[2]

Saudaraku yang saya cintai…
Perhatikan pada seni cara bergaul serta budi pekerti yang luhur apa yang akan diperbuat. Inilah Ikrimah bin Abi Jahal, dirinya mewarisi permusuhan terhadap Islam dari bapaknya, ia bunuh setiap muslim yang ia temui dimanapun tempatnya. Pada penaklukan Makah kaum muslimin mampu mengalahkan kaumnya, diapun melarikan diri ke Yaman, setelah sebelumnya menghadiahkan kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam darah kaum muslimin.

Kemudian datang istrinya Ummu Hakim kepada Rasulullah menyatakan keislamannya, serta memohon jaminan keamanan kepada suaminya. Maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam –bapak ibuku sebagi tebusannya- berkata kepadanya: ‘Dia aman, lantas beliau mengatakan pada para Sahabat yang ada disekelilingnya; ‘Akan datang Ikrimah bin Abi Jahal dalam keadaan mukmin dan berhijrah, maka jangan kalian maki bapaknya, karena mencela mayit akan melukai orang yang masih hidup dan tidak akan sampai pada si mayit‘. Lalu tidak berapa lama, betul Ikrimah datang lantas berdiri dihadapan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, dan mengatakan; ‘Aku bersaksi bahwasannya tidak ilah yang berhak disembah melainkan Allah, dan bersaksi bahwa engkau adalah hamba dan RasulNya. Engkau adalah orang yang paling baik, jujur dan amanah diantara manusia. Adapun demi Allah, Ya Rasulullah, tidak ada harta yang aku tinggalkan yang aku keluarkan untuk menentang agama Allah melainkan sekarang aku keluarkan seluruhnya untuk agama Allah, tidak ada peperangan yang aku ikuti untuk menentang agama Allah melainkan aku menyesali dan bertaubat‘.

Sebuah sentuhan tangan lembut Nabi pembawa rahmat, bisa merubah anak Fir’aun dari umat ini menjadi barisan wali-wali Allah, dan menjadikan dirinya menyesali segala perbuatannya dan berazam dengan azam yang begitu terpuji, merubah dari keadaan sebelumnya menjadi manusia terbaik. Sungguh akhlak bisa menciptakan sesuatu yang menakjubkan.

[Disalin dari طريقنا إلى القلوب  (edisi Indonesia : Lorong Hati). Penulis Syaikh Ibrahim bin Abdullah ad-Duwaisyi  Penerjemah Abu Umamah Arif Hidayatullah, Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad . Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com]
_______
Footnote
[1] Sebagaimana yang ada dalam shahih Muslim
[2] Ringkasan yang terangkum dari risalah yang berjudul ‘Afrahu Ruh’.


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/99228-akhlak-mampu-menciptakan-hal-yang-menakjubkan.html